Pekanbaru, 10 Mei 2025 — Hipertensi atau tekanan darah tinggi masih menjadi ancaman kesehatan yang serius di masyarakat, khususnya pada kelompok lansia. Sebagai bentuk kepedulian dan kontribusi nyata dalam meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap bahaya hipertensi, Dosen Poltekkes Kemenkes Riau, Dr. Ibnu Rusdi, SKp, M.Kes bersama tim mahasiswa melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat dengan tema “Edukasi Pencegahan dan Penanganan Hipertensi di Rumah Tangga.”. Kegiatan ini dilaksanakan dalam dua hari, yakni pada tanggal 6 dan 8 Mei 2025 di RW 13 Kelurahan Pebatuan, Kecamatan Tenayan Raya, Kota Pekanbaru, dengan metode home visit atau kunjungan langsung ke rumah warga. Sasaran utama adalah kelompok lansia dan keluarga yang memiliki risiko tinggi terhadap hipertensi.

Hipertensi  merupakan  salah  satu  penyakit  tidak  menular  yang  kejadiannya  semakin  meningkat dari  tahun  ke  tahun,  terutama  pada  kelompok  lanjut  usia  (Yusneli  &  Maksuk,  2021).  Lansia adalah  orang  yang  berusia  di  atas  60  tahun.  Orang  yang  berusia  lanjut  disebut – sebut  memiliki risiko  lebih  besar  di bandingkan  orang  yang  lebih  muda  untuk  terkena  berbagai  penyakit degeneratif,  salah  satunya  tekanan  darah  tinggi.  Tekanan  darah  tinggi  merupakan  penyakit degeneratif yang dikenal dengan sebutan “silent killer” karena dapat  muncul  tanpa  gejala  atau tanda  peringatan  apa  pun,  sehingga  banyak  orang  yang  tidak  menyadarinya.  Karena  merupakan penyakit   yang   mematikan,   maka   tidak   ada   gejala   penyerta   yang   dapat   memperingatkan korbannya  terlebih  dahulu  (Atmaza  2019).  Alasan  penundaan  pengobatan  pasien  hipertensi adalah  sebagian  besar  pasien  tidak  berobat  hingga  timbul  komplikasi,  dan  kurangnya  akses masyarakat   terhadap   layanan   kesehatan   mengakibatkan   ketidakmampuan   mereka   dalam mengontrol kondisinya, terutama pada lansia (Preharsini , Ariyanti & Sipolio, 2020).

Menurut statistik Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan International Society of Hypertension (ISH),  saat  ini  terdapat  600  juta  pasien  hipertensi  di  seluruh  dunia,  dan  jutaan  orang  meninggal setiap  tahunnya.  Menurut  Organisasi  Kesehatan  Dunia,  satu  miliar  orang  di seluruh  dunia menderita  tekanan  darah  tinggi,  dua  pertiganya  tinggal  di  negara-negara  berkembang  dengan pendapatan  rendah  dan  menengah.  Prevalensi  hipertensi  akan  terus  meningkat  secara  dramatis, dengan sekitar 29% orang dewasa di seluruh dunia diperkirakan menderita hipertensi pada tahun 2025.  Hipertensi  membunuh  kira-kira  8  juta  orang  setiap  tahunnya,  termasuk  1,5  juta  orang  di Asia Tenggara, dimana sepertiga penduduknya menderita tekanan darah tinggi (Ekarini, Heryati, & Maryam, 2019).

Penyebab  lansia  menderita  hipertensi  adalah  elastisitas  dinding  aorta  berubah,  katup  jantung menjadi lebih tebal dan kaku, kemampuan jantung memompa darah menurun, kekuatan kontraksi dan  volume  juga  menurun,  serta  pembuluh  darah  kehilangan  elastisitasnya.  Efisiensi suplai oksigen pembuluh darah perifer menurun dan resistensi pembuluh darah perifer meningkat (Mulyadi, 2019). Hipertensi merupakan penyebab kematian ketiga di Indonesia setelah stroke dan tuberkulosis, yaitu sebesar 6,7% kematian pada semua kelompok umur dan merupakan penyakit yang umum terjadi di masyarakat. Hipertensi merupakan penyakit peredaran darah yang menyebabkan tekanan darah lebih tinggi dari normal (yaitu 140/90 mmHg). Prevalensi hipertensi di Indonesia pada usia 50 tahun masih sebesar 10%,  namun  60  tahun kemudian angka tersebut terus meningkat hingga mencapai 20 – 30%. Diketahui bahwa prevalensi hipertensi  meningkat  seiring  bertambahnya  usia  dan  cenderung  lebih  tinggi  pada  masyarakat dengan tingkat pendidikan rendah dan pada mereka yang tidak bekerja (Kontesa, dkk. 2023). 

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa tekanan darah tinggi meningkatkan risiko kematian dan penyakit.  Tanpa  pengobatan,  sekitar  70%  pasien  hipertensi  kronis  akan  meninggal  karena penyakit jantung koroner atau gagal jantung, 15% akan mengalami kerusakan jaringan otak, dan 10%   akan   mengalami   gagal   ginjal.   Namun,   meningkatkan   kesadaran   masyarakat   dan mengendalikan  tekanan  darah  tinggi  dapat  menurunkan  risikonya  hingga  50%.  Pencegahan  dan pengendalian  penyakit  darah  tinggi  sangatlah  penting,  upaya  publisitas  dan  pencegahan  perlu dilakukan  agar  masyarakat  yang  tidak  memiliki  penyakit  darah  tinggi  dapat  terhindar  dari penyakit  darah  tinggi  dan  penderita  penyakit  darah  tinggi  dapat  terhindar  dari  stres  akibat komplikasi  penyakit  darah  tinggi.  Kejadian  penyakit  darah  tinggi,  dampaknya  terus  meningkat (Sutarga, IM, 2019). 

Hambatan   pemahaman   masyarakat   adalah   kurangnya   kesadaran   atau   informasi   tentang hipertensi. Dengan memberikan edukasi atau pengetahuan mengenai faktor risiko, penyebab, pola makan,  dan  lain – lain  dari  penyakit  hipertensi,  kami  berharap  dapat  membantu  meningkatkan kesadaran   dan   pemahaman   masyarakat   mengenai  pengendalian dan pencegahan hipertensi. Pemahaman yang benar tentang hipertensi merupakan syarat yang diperlukan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian hipertensi di masyarakat. Upaya yang dilakukan antara lain dengan memberikan  penyuluhan  kesehatan  dan  pemeriksaan  tekanan  darah  kepada  warga  lanjut  usia  di Desa  Ngumpul Jogoroto Jombang.  Semakin  cepat  tekanan  darah tinggi  dikenali  dan  diobati,  semakin  sedikit komplikasi  yang  ditimbulkannya.  Karena  penatalaksanaan  hipertensi  dapat  berupa  pencegahan, salah  satunya  melalui  edukasi  (Melanie & Indrawati,  2022).  Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pendidikan kesehatan dalam peningkatan pengetahuan masyarakat khusunya lansia sebagai upaya pencegahan dan penanganan hipertensi di rumah tangga.

Untuk memberikan pemahaman tentang pencegahan dan pengendalian hipertensi, dosen Poltekkes Kemenkes Riau, Dr. Ibnu Rusdi, SKp, M.Kes bersama mahasiswa Poltekkes Riau melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat bertema Edukasi Pencegahan dan Penanganan Hipertensi di Rumah Tangga. Pelaksanaan    pengabdian    masyarakat    ini    berupa pendidikan kesehatan   dan  pemeriksaan tekanan darah kepada warga yang berada di RW 13 Kelurahan Pebatuan Kecamatan Tenayan Raya Kota Pekanbaru. Ceramah  dan  diskusi  tanya jawab  digunakan  untuk  mengembangkan  pengetahuan  tentang  faktor penyebab, tanda dan gejala,  komplikasi  hipertensi, pengobatan dan pencegahan hipertensi. Alat  yang  digunakan  untuk melakukan  kegiatan  ini  adalah: leaflet/brosur  dan berupa  daftar  pertanyaan  terkait  materi  penyuluhan yang  akan  dibagikan  saat  sebelum  dan  setelah  melakukan  penyuluhan. Kegiatan  edukasi ini  dilakukan pada beberapa warga yang berada di RW 13 yang dilakukan dari rumah ke rumah. Tahap persiapan pelaksanaan kegiatan ini dimulai dengan melakukan perizinan  yang  ditujukan  kepada  PKM Tenayan Raya yang kemudian diarahkan ke Lurah Pebatuan serta  diarahkan  langsung  ke  Ketua RW 13. Setelah    diterima,  maka    langkah  selanjutnya adalah dengan  menyiapkan    materi    terkait penyuluhan dengan Satuan Acara Penyuluhan (SAP) dan media penyuluhan, kontrak  dengan warga dan kader kesehatan yang ada di RW 13.  Selanjutnya  pada  saat  proses    penyuluhan strategi  yang  digunakan  agar  materi  mudah  diterima  oleh  peserta  adalah pemateri  menggunakan  bahasa  yang  mudah  dimengerti  dan  tanya  jawab  langsung,  serta  pada akhir kegiatan tim pemateri akan memberikan leaflet tentang materi yang diberikan.

Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan pada tanggal 6 dan 8 Mei 2025 di RW 13 Kelurahan Pebatuan Kec. Tenayanan Raya. Kegiatan  ini  dilakukan  untuk  memberikan  pemahaman  kepada  warga terutama lansia  bahwa hipertensi   itu   sangat   membahayakan   sehingga   dibutuhkan   adanya   upaya   pencegahan   dan pengendalian  dengan  rutin  kontrol  tekanan  darah  dan  menjaga  agar  tetap  terkendali. Kegiatan yang dilakukan  melalui  pemeriksaan  tekanan  darah  dan  edukasi  ini  memberikan  promosi  kesehatan berupa  perbaikan  pola  hidup,  pola  makan  rendah  garam,  mengurangi  konsumsi  alkohol,  tidak merokok,  dan  berolahraga.  Untuk  mencegah  penyakit  darah  tinggi, berbagai upaya  dapat  dilakukan,  salah  satunya  adalah  dengan  mengendalikan  tekanan  darah  dengan memberikan  pengobatan  non-obat  seperti  memperbaiki  pola  hidup,  menurunkan  berat  badan, membatasi  asupan  natrium,  mengubah  pola  makan  rendah  lemak,  membatasi  konsumsi  alkohol, membatasi kafein, dan hindari merokok.

Selain edukasi, tim juga melakukan pemeriksaan tekanan darah secara langsung kepada warga. Mahasiswa yang terlibat turut memberikan leaflet dan brosur edukatif sebagai media pendukung untuk memperkuat informasi yang diberikan. Metode edukasi dilakukan dengan pendekatan komunikatif dan interaktif, menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh masyarakat. Sesi tanya jawab menjadi momen penting untuk menjawab keraguan warga terkait hipertensi dan bagaimana cara penanganannya sehari-hari.

Kegiatan ini mendapat sambutan hangat dari warga dan aparat setempat. Sebelum pelaksanaan, tim telah melakukan koordinasi dengan pihak PKM Tenayan Raya, Lurah Pebatuan, serta Ketua RW 13, sebagai bentuk sinergi antara institusi pendidikan dan pemerintah dalam mendukung program promotif dan preventif di bidang kesehatan. Dalam dokumentasi kegiatan, terlihat suasana akrab dan penuh antusiasme baik dari warga maupun mahasiswa. Wajah-wajah semangat dan senyuman ceria mewarnai setiap kunjungan, menjadi bukti bahwa kegiatan ini bukan hanya memberi manfaat kesehatan, tetapi juga mempererat hubungan sosial dan kepedulian antar generasi.

Melalui kegiatan pengabdian ini, diharapkan akan tumbuh kesadaran kolektif di tengah masyarakat untuk melakukan deteksi dini, memodifikasi gaya hidup, dan menjaga tekanan darah tetap terkendali sebagai langkah strategis menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat hipertensi.

Penulis: Dr. Ibnu Rusdi, SKp, M.Kes

Categories:

Tags:

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *